awalnya rasa ini terlalu semu. menatapnya dalam jarah jauh. melukiskan angan angan yang tak seharusnya. khayalan tentangmu perlahan menghampiriku. aku mengelak semua angan itu. tapi hatiku tak mampu menepisnya. sekuat apapun rasa yang mengahampiri dan datang, berusaha kuhapus perlahan. mungkin takkan bisa terbalaskan. sudahlah menatapmu dari kejauhan saja membuatku cukup. tapi aku tak sanggup, menatap wajahmu perlahan bersama hati yang rasanya sudah tak cukup waktu untuk sembunyi. aku sekarang telah melihatmu, ya melihat senyumu. tapi tersenyum bersama dia. dia yang selalu kamu perhatikan.bahkan kamu tak mengenalku. hati ini tentu saja merasakan perih yang menyakitkan. entahlah seperti tergores. atau lebih parah dari yang kutahu.
arah mata kita pernah bertemu. kamu tentu saja masih tidak peduli. aku hanyalah orang asing. aku tak pernah mencoba gugup setiap melihatmu. namun bahasa tubuh ini berganti. aku terpaku setiap mata kita bertemu. seperti terjadi pemberhentian kehidupan di bumi. tetap saja rasa ini semakin menyiksaku.
aku selalu berusaha melupakanmu. terbawa dalam ingatan masa depan cerah tanpa anganmu yang semu. tapi hati berkata lain. semakin hati ini mencoba dan selalu berusaha keras. aku semakin terpukul. aku semakin terbayang.
entahlah aku mulai mencoba berfikir suatu hari nanti rasa ini terbang....
terhempas oleh angin........
terbawa oleh hamparan beribu waktu.......
Putri Khalishah
Jumat, 23 Agustus 2013
Senin, 22 Juli 2013
Ketika lelahnya hati ini
jangan pernah menyalah kan waktu yang pernah ada. yang pernah terlewatkan. karena kamu takkan pernah mengerti. mencoba memahami. menelusuri keindahan hati yang kita miliki. aku telah berusaha, meyakini kamu yang takkan pernah berubah. membayangkan semua yang kurasa setelah lama kamu pergi. aku mengartikan ini sakit sesaat, setelah itu kita akan menabur benih kebahagiaan lagi. mengumpulkan berbagai rasa yang seharusnya bukan kurasakan.
aku telah lelah menunggumu, bertahan tanpa tiang yang kuat. aku rapuh, membayangi candaan tawa yang takkan pernah hadir lagi. namun, untuk apa mencapai kepastian tanpa kepastian. membuang berbagai waktu hanya untuk menunggu kamu,yang takkan berubah.
rindu ini selalu datang, menyapaku~ mengajaku bermain main dengan bayanganmu.
aku merindukan kita, kita dulu~
sekarang aku dan kamu yang terhempas waktu, dan melepas sisa sisa rasa yang sudah tak berguna. aku terlalu sering menjadikan bagian dari hati ini kehilangan yang akan kembali.
aku terlihat bodoh, bodoh berfikiran bahwa kamu akan datang lebih baik. yang ku sadari kini kita akan jatuh kesini lagi, bila kita bersama lagi.
aku telah lelah menunggumu, bertahan tanpa tiang yang kuat. aku rapuh, membayangi candaan tawa yang takkan pernah hadir lagi. namun, untuk apa mencapai kepastian tanpa kepastian. membuang berbagai waktu hanya untuk menunggu kamu,yang takkan berubah.
rindu ini selalu datang, menyapaku~ mengajaku bermain main dengan bayanganmu.
aku merindukan kita, kita dulu~
sekarang aku dan kamu yang terhempas waktu, dan melepas sisa sisa rasa yang sudah tak berguna. aku terlalu sering menjadikan bagian dari hati ini kehilangan yang akan kembali.
aku terlihat bodoh, bodoh berfikiran bahwa kamu akan datang lebih baik. yang ku sadari kini kita akan jatuh kesini lagi, bila kita bersama lagi.
Minggu, 21 Juli 2013
KEHAMPAAN
Aku terdiam melihat kamu. Masih menatap kamu dengan
malu dan curi-curi pandangan ini. Ingatkah kamu hari ini? Hari ini hari
bersejarah kita. Dan kamu yang dapat mengubah segalanya dalam hatiku, ingatkah
kamu ditahun yang lalu tepat di hari ini kamu mengungkapkan sesuatu tentang
perasaan. Perasaan cinta ini. Ketika setiap kita bertemu, jantungku berdetak
tak karuan bahkan dapat terdengar oleh kamu. Sehingga kamu dapat berfikir bahwa
perutku sedikit lapar. Karena belum sarapan pagi ini. Padahal bunyi jantungku
menyanyikan lagu lagu indah tentangmu. Indahkah hari itu? Kuharap ada
pengulangan di setiap detiknya. Ketika semua janjimu hanya dapat diucapkan
tanpa ditepati. Berlari kehadapan orang yang ku sangka teman itu. Ku lihat dia
bersama mu tersenyum, tertawa bahkan kamu mengenggam tangannya. Aku berharap
ini hanya mimipi buruk di siang bolong. Namun ketika kupenjamkan mata apa yang
kulihat sungguh nyata. Mendadak air mataku akan jatuh dipipi. ku tahan mata ini untuk menangisimu berharap
jawaban yang dapat menjelaskan kepadaku agar hatiku sedikit lebih tenang. Aku
ada didepan matamu. Berharap kamu dapat berkata bahwa dia hanyalah teman atau
saudaramu.
Jujur, ku akui, hari ini kita berbeda. Kamu telah
lupa semuanya. Bahkan ungkapan “kita” bukan yang cocok untuk diucapkan. Aku
masih mencintaimu. Sampai habisnya semua waktuku. Entahlah sekarang masih ada
kamu disini. Ya dihatiku. Aku benci ini. berbulan bulan sudah kulewati untuk
anniversarry aku dan kamu. Aku sadar bukanlah anniversarry tapi failed anniversarry.
Dengan menatapmu dengan pencurian pandang yang kamu bahkan tak menyadarinya.
Nyatanya? Kamu tetap saja tak peduli. Aku? Tetap akan terdiam dan membisu.
Dengan bodohnya aku yang mengharapkan kamu kembali dan akan berubah menjadi
lebih baik lagi.
Aku terpaksa merasakan ini dengan menyimpannya. Dan
akan tetap selalu berharap.
Aku telah
mencoba menenggelamkan masa lalu itu denganmu, bahkan membuka hatiku untuk
orang yang kulihat tulus mencintaiku. Namun aku malah yang tenggelam dalam masa
lalu itu. Kupikir ini hanyalah masalah waktu. Aku salah, aku lah yang membuat
masalah ini terlalu rumit.
Ada sesuatu yang pernah mengganjal pada hatiku.
Seseorang yang tak pernah kudengar kabarnya. Dia cukup pintar membawaku ke
dunia nya untuk melupakan semua tentang kamu. Bahkan semenjak dia datang.
Kebodohan ku selalu hilang untuk mengharapkan kamu kembali. Dia adalah Harry.
Senyumnya selalu membuatku melayang. Meluruskan semuanya yang pernah ada
tentang pikiran yang takkan pernah nyata itu. Dengan gaya nya itu. Terakhir aku
bertemunya dia berkata akan pergi jauh dari Jakarta ini, ya New York.
Aku bertemu harry yang tersenyum dengan mata
tulusnya yang mencairkan hatiku pada hari itu hari senin. Hari membosankan
untukku karena akan menjalani hariku dan bertemu kamu. Di dalam bus kota yang
mulai berjalan ini. Aku melihatnya dengan tajam. Tampak sudut matanya yang
indah, pakaiannya yang mulai berantakkan, dan rambutnya dibiarkan acak-acakan.
Kesederhanaan itu selalu menjadi hantu untukku. Letih rasanya memulai hari ini.
Terhapus sudah rasa semangat yang berkobar membara untuk sekolah. Terbesit
bayangan orang tuaku yang bekerja sekeras mungkin dalam pembiyayaan sekolahku
ini. Aku mulai melepaskan rasa malasku ini.
Tersenyum. Aku melihat harry, dia masih tersenyum
kearahku. Berbeda dengan kamu, kamu masih terlihat sibuk dengan handphone itu.
Terlihat beberapa orang masih tertidur karena terlalu pagi. Harry memilih duduk
disampingku yang masih kosong, mendekat dan memulai percakapan.
“Apa tempat ini kosong?”, Tanyanya sambil menunjuk
tempat duduk disampingku . Aku tersentak kaget.
“Mungkin”, jawabku singkat.
Dia duduk dan tersenyum lagi kearahku.
“Bodoh”, kataku cepat sambil tertawa.
“Apa yang salah dengan ini?”. Dia melihatku sejenak
dan merapikan penampilannya.
“Apa kamu selalu tersenyum pada pagi hari untuk
menarik perhatian wanita? Itu bodoh”.
“Aku tersenyum bukan untuk menarik perhatianmu, tapi
aku tersenyum untuk salam pertemanan”.
“Ya, terserah saja”
Aku mengamati jalan dari kaca bus ini, beberapa
orang sudah mulai melakukan aktivitas rutinnya. Aku masih melihat Harry yang
membaca bukunya dan memperhatikanku dengan tatapan kesal. Ya aku mulai menyesal
dengan pertanyaan tadi. Perlahan plang SMA PRATIWI mulai terlihat.
Bus tepat berhenti di depan sekolahku. Harry turun
lebih dulu. Disusul aku. Setelah itu, aku tetap mencari kamu. Beberapa detik
kemudian. Kamu terlihat baru turun dari bus itu. Aku buru-buru pergi ke kelas.
Aku memilih duduk diposisi belakang. Terlihat kamu menempati
posisi depan. Tetap saja kita berbeda. Pelajaran dimulai. Aku mulai bosan
dengan situasi ini. Perlahan gelap
dan
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
“aku mencintaimu tulus, menandai setiap darah yang
kupunya adalah untukmu. Bintang itu mulai bersinar terang. Itu akan menjadi
saksi atas janji yang hari ini, jam ini, detik ini dan saat ini kuucapkan”.
Ucap seseorang disana.
Aku terdiam, membeku. Tak mengucap satu pun kata
disana. Terlihat bintang berkelap kelip seakan benar-benar menjadi saksi
tentang semua pernyataanya.
“Fina? Fina! Kerjakan nomor satu”, terdengar suara
yang memanggilku dari sana. Aku terbangun. Melihat kedepan, itu mimpi buruk
lagi. Oh apa ini, bahkan kehidupan nyata ini tetap mimpi buruk aku tetap memimpikan
kamu yang takkan pernah kembali. Aku sekarang benar benar terlihat bodoh karena
kamu. Aku memperahtikanmu yang sekarang mulai menantap ku dengan aneh karena
tingkah bodoh ini. Oh Tuhan, bodohnya aku.
Terdengar tawa teman sekelasku karena ketiduran di
kelas ini. Aku melangkah kearah papan tulis terlihat hamparan soal matematika
disana. Ah membosankan sekali. Bahkan dia masih menatapku dengan tatapan bodoh
dan senyum jahatnya yang menertawakanku. Sangat memalukan. Beruntung soal ini
sudah kupahami. Bu Fatmah, mulai terlihat menyesal dan ingin memarahiku tadi
hanya diam.
“Bagus,
kamu lulus dalam ini. Kamu memang pintar dalam mata pelajaran saya tapi bukan
berarti kamu boleh kelas saya! sekarang kamu cepat cuci muka!", ujar
Bu Fatimah dengan nada kesal.
aku berlari
ke toilet dengan cepat, berharap tangisan ini tidak jatuh dipipi sebelum aku
sampai di kamar kecil. Tanpa dapat tertahan lagi, perlahan air mata ini jatuh. Aku
beruntung ini jam belajar, tak ada siswa yang keluar kelas. Tapi tiba-tiba
.................................................................................................................
*bruk*
"Auuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu........"
BERSAMBUNG.
ME
Hai! Hallo! Nama gua Putri Khalishah Qurratu Ain. 13 tahun. Mau tahu lebih banyak? ikutin aja postingan lainnya. see you
Langganan:
Postingan (Atom)